Bila ada mentari yang menyapa di pagi hari, aku selalu teringat padanya.
Sosok wanita yang begitu dekat dalam hidupku.
Dia yang mengajariku mengerti tentang hidup, pahit dan manis.
Ibuku bukanlah apa-apa, tidak ada yang istimewa dari dirinya.
Dan dia bukanlah tipe wanita modern yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Dia adalah potret penderitaan berkepanjangan.
Demi aku, apapun ia lakukan, mulai dari membanting tulang, memeras keringat, menguraikan airmata, baginya itu adalah hal biasa.
"Hidup memang tak harus dimulai dengan tertawa,Nak. Saat kita pertama kali lahir ke duniapun, kita sudah menangis," katanya.
Hidup adalah harapan. Harapan yang selalu hadir, seperti terbitnya mentari pagi.
"iloveumom, sorry if i hve told it lately"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar